Juru Bahasa Isyarat (JBI ) Yayasan Rumah Generasi

December 17, 2024 0 Comments

Memperoleh kesempatan belajar untuk peningkatan kapasitas merupakan hal yang tidak boleh ditolak, tetapi kali ini berbeda karena diberikan kesempatan untuk belajar bahasa isyarat,cukup membingungkan diawal tetapi keinginan kuat untuk bisa berkomunikasi dengan teman-teman tuli karna sering beraktivitas dengan mereka menjadi semangat yang memicu kapasitas diri untuk bisa berbahasa isyarat terus berkembang.

Bagaimana kami mempelajari dan menguasai bahasa isyarat hingga mahir di bidang ini? Ada 6 orang yang dilatih berbahasa isyarat, singkatnya kami belajar secara online selama 2 tahun terakhir sudah selesai tahap 2 di fasilitasi NLR Indonesia dan guru kami adalah perempuan disabilitas sensorik tuli dari Pusbisindo Jakarta. Dan untuk lebih mahir kami praktek langsung dengan komunikasi menggunakan bahasa isyarat ke teman-teman Komunitas Tuli Maluku.

Sejauh ini kami sudah aktif mendampingi teman-teman tuli dałam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Maluku maupun Pemerintah Kota Ambon tetapi juga Lembaga Pemerintahan, Institusi Kepolisian hingga Pengadilan Negeri dałam Persidangan,Lembaga Sosial Masyarakat, maupun Media dalam Talkshow maupun Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

Bahasa isyarat itu ada 2 macam ada SIBI (sistem isyarat bahasa Indonesia) dan Bisindo (bahasa isyarat Indonesia). SIBI dibuat teman-teman dengar untuk teman-teman tuli, kalau Bisindo dibuat teman-teman tuli sendiri, secara skala nasional yang digunakan itu BISINDO. Ada 3 macam cara komunikasi dengan teman-teman tuli yaitu bisa dengan isyarat, tulisan, atau secara oral (melihat bibir), nah biasanya kami menyesuaikan dengan kebutuhan. Tapi kalau saat kegiatan biasanya teman-teman tuli yang mahir isyarat yg mewakili untuk bersuara dibantu oleh kami. Kalau kami menggunakan isyarat Bisindo Jakarta,tetapi kemudian kami juga harus menyesuaikan dengan isyarat lokal teman-teman tuli di Ambon, karena memang ada beberapa kata isyarat lokal yang berbeda, dan sebetulnya teman-teman tuli lah guru kami, sebab mereka yang punya bahasa isyarat.

Saat ini kami melihat pemerintah, organisasi masyarakat, media, semua elemen masyarakat sudah mulai berbenah, didukung juga oleh UU No 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas dan juga edukasi yang sudah dilakukan oleh organisasi penyandang disabilitas serta NGO yang bergerak untuk isu disabilitas. Menjadi catatan penting bahwa perlu semua elemen masyarakat mengetahui ragam disabilitas dan bagaimana berinteraksi dengan disabilitas.

Pengalaman unik/moment berkesan selama menjadi JBI adalah pertama kali bisa membantu Deva(ketua komunitas tuli Maluku) bersuara di hari disabilitas tahun 2023 kepada Pak Penjabat Walikota dan direspons dengan baik,diberikan kesempatan bersuara juga di media dan menjadi sosok inspiratif karena bisa berbahasa isyarat,dan diberikan kesempatan untuk menjadi Juru Bahasa Isyarat (JBI) pada debat 1 Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku tahun 2024.

Pada Intinya kita hidup dałam keberagaman, ada teman-teman tuli yang tidak bisa mendengar bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi, mereka juga memiliki bahasa dan bisa berkomunikasi dengan kita.Mari membangun kesadaran bahwa semua orang punya hak atas bahasa, termasuk teman-teman tuli.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *