Penguatan Pendampingan dan Pengurus Inti Pokja Inklusi (Penguatan Advokasi Berbasis Komunitas).
Dalam Program INKLUSI, penguatan dan pendampingan Kelompok Konstituen merupakan pengembangan pendidikan kritis di tingkat warga terhadap berbagai perosalan yang dialami/dihadapi kelompok rentan dalam masyakarat. Pendampingan dan edukasi di tingkat warga akan memberdayakan masyarakat untuk mampu mandiri dalam mengenali persoalan-persoalan yang ada dan dapat mengembangkan jalan keluar (upaya mengatasi masalah tersebut). Beberapa pikiran yang mendasari pentingnya peran masyarakat secara langsung, yakni:Masyarakat punya kepentingan terhadap perubahan (komunitas harus berperan aktif dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi seluruh masyarakat);Perubahan tidak pernah datang sendiri melainkan membutuhkan perjuangan untuk dapat mendapatkannya;Setiap usaha perubahan (sosial) pada dasarnya membutuhkan daya tekan tertentu, dimana usaha memperkuat (daya tekan) juga memerlukan perjuangan.Masyarakat membutuhkan manajemen layanan seperti layanan pelaporan dan pengaduan.
Advokasi mengenai inklusivitas sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman yang bertujuan untuk mengubah pola pemikiran dan stigma negatif yang telah mengakar di masyarakat terkait disabilitas dan kelompok rentan. Tujuan menciptakan masyarakat yang inklusif, masyarakat perlu sering bersinggungan dengan kelompok rentan dan marginal melalui edukasi dan advokasi inklusivitas dalam bermasyarakat, sehingga bisa mengubah pemikiran diskriminatif. Masyarakat juga perlu mengetahui mengenai wujud ruang publik yang inklusif, cara menjaganya, dan juga memiliki pemahaman terkait penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnnya.
Dalam kepentingan tersebut, Lembaga Rumah Generasi melalui program INKLUSI melaksanakan Kegiatan Penguatan Pokja Inklusi tentang Advokasi Berbasis Komunitas yang dilakukan di Ruang Pertemuan Desa Hunuth-Durian Patah, Senin 20/05/2024 dan Selasa, 21/05/2024 di Ruang Serbaguna Desa Galala dengan melibatkan pengurus inti bagian advokasi dari perwakilan Pokja Inklusi di 15 Desa/Negeri. Penguatan advokasi berbasis komunitas untuk memaksimalkan peran dan fungsi melalui agenda-agenda kerja advokasi, monitoring dan evaluasi.
Menurut Bpk Yusran Laitupa (Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI) pentingnya advokasi sebagai upaya untuk mempengaruhi kebijakan, menurutnya dalam kerja advokasi ada 4 komponen yang mendukung kerja Pokja yaitu fakta, jejaring, data, dan publikasi. Kegiatan tersebut di fasilitasi oleh Ibu Daniella Loupaty dari Yayasan Walang Perempuan, proses kegiatan berlangsung secara dinamis dan peserta di libatkan dalam pemetaan strategis advokasi, dan simulasi kasus serta penyelesaian.
Ibu Yunita Lain menyampaikan kegiatan penguatan mengenai advokasi ini sangat bermanfaat,dan sangat memberikan dukungan untuk kerja-kerja Pokja Inklusi dalam mengadvokasi di basis masyarakat, pada prinsipnya kerja advokasi memang butuh prinsip,alur serta strategis’’ungkapnya
Diakhir dari kegiatan ada rencana tindak lanjut (RTL) sebagai bagian dari apa yang akan dilakukan oleh Pokja Inklusi selanjutnya dalam kerja advokasi. Diharapkan Pokja Inklusi akan melahirkan perubahan yang lahir dari advokasi yang dilakukan di basis desa/negeri. Salam Inklusi.