Teman tuli dan bahasa isyarat
Lembaga Rumah Generasi, dengan visi membangun manusia bermartabat itu berarti setiap manusia layak dan pantas dihormati dan dihargai untuk mencapai kualitas hidup, termasuk kelompok rentan/marginal yang di dalamnya disabilitas. Pelebelan, stigma, segregatif, membuat nilai moral yang menganggap orang lain pantas dihormati bukan karena keadaan, kondisi, dan status menjadi semakin rendah. Pemaknaan hidup tanpa menyadari adanya keberagaman membuat nilai penghargaan menjadi suatu hal yang mulai menipis.
Menyadari hal itu, Rumah Generasi dalam kerjanya mendampingi,menangani, dan mengadvokasi kelompok rentan/marginal termasuk disabilitas merasa perlu di tingkatkan penguatan kapasitas terhadap tim dengan penguasaan bahasa isyarat yang difasilitasi oleh NLR Indonesia sebagai media untuk mempermudah komunikasi dengan teman-teman tuli.
Dari hasil berinteraksi dengan teman-teman tuli di Ambon, mereka mengungkapkan kesulitan saat berkomunikasi dengan teman dengar karena keterbatasan penggunaan bahasa isyarat. Di beberapa kegiatan yang menghadirkan teman-teman tuli selama ini tidak difasilitasi oleh JBI membuat informasi tidak sampai kepada mereka. ”kami hanya duduk,diam,dan pulang”. Kalau mendengarkan cerita mereka sebenarnya masih banyak hambatan salah satunya terkait akses pelatihan dan pekerjaan yang masih sulit bagi disabilitas ” jangankan itu, informasi mengenai lowongan saja kami masih sulit” ungkap salah satu anak disabillitas tuli.
Di kota Ambon, memiliki komunitas tuli yang di ketua oleh Deva Tuhuleruw, seorang mahasiswa stikom, jurusan bisnis digital, yang dibeberapa kegiatan Rumah Generasi selalu diikutsertakan dalam berbagai kegiatan Rumah Generasi dan di fasilitasi oleh JBI dari Rumah Generasi. Deva menjadi peserta aktif yang selalu bersuara dan berpendapat dalam setiap kegiatan, pada kegiatan Hari Disabilitas Internasional tahun 2023 dalam sesi talkshow bersama Bapak Bodewin Wattimena yang adalah Penjabat Walikota Ambon, Deva berkesempatan bertanya langsung kepada Bapak Penjabat Walikota Ambon, Deva mengungkapkan hambatan teman-teman tuli, padahal mereka punya kemampuan tapi selama ini tidak diberi ruang, dan harapan deva juga untuk penyediaan akses dan layanan yang ramah terhadap disabilitas, hal itu mendapat respon langsung oleh Bapak Penjabat Walikota Ambon dengan menyerukan untuk Dinas terkait bergerak untuk penyedia layanan dan menyediakan akses dan akomodasi yang layak bagi disabilitas.
Dengan kemampuan berbahasa isyarat teman dengar sangat membantu teman-teman tuli, terutama untuk bisa menyuarakan hak dan kebutuhan mereka, dan membangun relasi sosial dengan masyarakat luas, karena selama ini dunia mereka hanya dengan teman-teman tuli. Dalam berbagai kegiatan Rumah Generasi sudah memfasilitasi dengan ketersediaan JBI seperti pada kegiatan pemilih pemula disabilitas yang menghadirkan narasumber dari KPU Provinsi Maluku, uji coba modul kesetaraan gender disabilitas dan Inklusi sosial yang diselenggarakan oleh Samdhana Institute Bogor, training pengetahuan dan keterampilan tentang kebijakan perlindungan anak, kegiatan pertemuan dengan jaringan pendukung disabilitas, suara disabilitas kepada pemerintah (koalisi daerah organisasi penyadang disabilitas – provinsi maluku), dan di Perayaan Hari Disabilitas Internasional tahun 2023.
Bagi Rumah Generasi, belajar meningkatkan kapasitas diri memang harus terus ditingkatkan, dengan tujuan banyak orang bisa merasakan manfaat agar ada peningkatan kualitas hidup terkhususnya untuk teman-teman disabilitas. Salam inklusif